Rabu, 14 Mei 2008

Tempat Usaha

Mencari tempat untuk membuka usaha ternyata bukan suatu pekerjaan yang mudah, bisa dibilang gampang-gampang susah atau ada juga yang bilang hoki-hokian, apalagi kalau seperti saya yang masih pemula dan mencari tempat yang lebih mengedepankan harga sewa yang terjangkau daripada mengejar tempat yang bagus tetapi harganya selangit.

Untuk teman-teman yang sudah menjadi habit dalam membuka usaha mungkin hal ini adalah hal mudah, tidak seperti yang saya rasakan saat ini.

Setiap kali melihat orang berjualan ramai pembelinya, sering saya mengagumi keadaan tersebut dan berkhayal seandainya hal itu saya yang melakukannya, padahal lokasinya tidak strategis bahkan mungkin jauh dari keramaian. Tetapi rasanya tidak fair kalau saya tidak meruntut ulang proses panjang yang mereka jalani, karena hampir tidak ada kesuksesan yang instant ataupun diperoleh lewat shortcut.

Dan proses pencarian lokasi masuk dalam proses panjang tersebut.

Realitanya adalah tempat yang strategis harga sewa atau jualnya mahal dan tempat yang kurang/tidak strategis kebalikannya.

Lokasi berjualan yang tidak terletak diarea yang strategis tetapi mampu menjadi magnet untuk customer datang membeli produk yang dijual, beberapa faktor penyebabnya adalah produk tersebut merupakan produk favorit, pelayanan yang bagus pada saat pembelian maupun after sales service yang memuaskan, harga miring daripada toko sejenis di tempat lain, atau karena teknik dan taktik marketing-nya yang bagus ( hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain telemarketing atau juga aktif di online /webstore ).

Dapat disimpulkan bahwa tempat strategis hanya menjadi salah satu faktor keberhasilan satu toko dalam mendongkrak omzet penjualannya, dan bukan faktor mutlak karena semua saling berkaitan erat. Namun idealnya memiki tempat strategis adalah dambaan setiap orang yang akan membuka usaha.


Jumat, 18 April 2008

MurBaut.com

Membaca atau mendengar namanya pikiran kita akan tertuju pada suatu web tentang mur baut atau bisa juga webstore yang menjual mur dan baut.

Minggu, 13 April 2008

Malu Bertanya Sesat Dijalan

Tidak terasa waktu bergulir dengan cepat, sudah genap enam minggu Business Start Up Workshop TDA EM berlalu. Dan hari Sabtu ini adalah Business Review kedua yang sedianya diselenggarakan di McCafe McDonald Sarinah, tapi karena satu dan lain hal kemudian pindah ke Wisma Aldiron Jl.Gatot Subroto Kav.72.
Bertempat di lounge Training Center PT. Reka Piranti Prakarsa, Ground Floor Suite 011 acara berlangsung dengan nuansa santai namun penuh dengan pencerahan dari para mentor, banyak juga lontaran trik-trik marketing yang tidak terpikir sebelumnya.

Alumni TDA EM (demikian kami disebut) bergantian menyampaikan perkembangan business action masing-masing, ada yang sudah launching webstore alias jualan via online, ada yang banting stir karena rencana awal terlalu besar cost-nya, ada yang masih kesusahan memperoleh bahan baku untuk produknya, ada yang merasa bingung atas bisnis yang sudah dijalani namun selalu stag di titik tertentu, dan ada juga yang baru saja me-launching webstore tapi masih merasa premateur dengan webstore-nya tersebut.

Saya sendiri sampai saat ini dalam tahap follow up terus dengan supplier dan searching lokasi. Survey lokasi sudah dilakukan disalah satu mal incaran saya, namun traffic pengunjung yang tidak terlalu ramai di tempat tersebut membuat saya menjadi sedikit pesimis, dan berujung pada niat untuk datang pada pertemuaan hari ini menciut. Kenapa? karena saya merasa tidak memiliki progress yang positif. Ternyata ‘ketakutan’ itu sangat tidak beralasan dan akhirnya tertepis dengan input-input positif dari para mentor dan rekan-rekan alumni lainnya. Justru akan sangat menyesal bila saya tidak datang pada pertemuan hari ini.

Memang benar bila disebutkan kalau mau memperoleh masukan maka bertanyalah, niscaya akan memperoleh hal-hal yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya oleh kita. Artinya kalau kita sudah bertanya kemungkinannya adalah fifty-fifty untuk memperoleh jawaban atau tidak , tapi kemungkinannya menjadi nol besar bila kita diam saja. Pepatah lamapun mengajarkan : “malu bertanya sesat dijalan”.

Business Review kedua hari ini saya rasakan kembali telah menghapus kabut yang mulai menutupi passion, juga menyalakan kembali api action yang meredup.

Kamis, 10 April 2008

Apa ini juga 'Ilmu Jualan'?

Banyak cara untuk menjual maupun meningkatkan profit bisnis dalam ilmu marketing, namun yang saya jumpai di salah satu toko di Jogja baru-baru ini membuat saya bertanya dalam hati apakah ini juga termasuk didalam ilmu tersebut?

Ceritanya, saat pulang liburan panjang dua minggu yang lalu saya membeli etalase kecil untuk jualan pulsa. Yang saya tuju adalah toko aluminium dan kaca dekat rumah, kebetulan beberapa kali saya datang ke toko tersebut untuk membeli kaca, tapi di kedatangan saya kali ini toko tersebut sudah menjadi dua toko meskipun masih satu atap.

Singkat cerita saya masuk salah satu toko tersebut untuk memesan etalase, setelah bertanya harga etalase dengan ukuran sesuai pesanan, saya kemudian malah tertarik salah satu etalase yang sudah jadi yang dipajang dibagian depan toko. Ukurannya tidak terlalu besar dan sepertinya cocok untuk saya sebagai pemula yang masih mencoba meraba bisnis jualan pulsa ini. Harganya bisa dibilang mahal untuk ukuran tersebut, namun dari tempat itu justru saya malah kemudian melirik etalase ukuran sejenis yang juga dipajang di bagian depan toko sebelahnya.

Beberapa langkah selanjutnya saya sampai ditoko kedua untuk melihat dan menawar etalase tersebut. Dari sinilah awal dari pertanyaan diatas, si empunya toko kedua adalah suami dari pemilik toko pertama, berdasar cerita beliau awalnya toko mereka jadi satu, tapi karena pelanggan tetapnya atau costumer sering complain dengan harga tinggi yang selalu ditawarkan sang istri ( posisi sang suami sering di proyek jadi jarang ada ditoko) maka finaly toko diputuskan untuk dibagi menjadi dua, sang suami ingin kembali menarik pelanggan yang sempat kabur karena ulah istrinya.

Namun yang terjadi persaingan tidak sehat, menurut pengamatan saya dari cerita sang suami tentang istrinya hampir semua menjelekkan toko sang istri, antara lain harganya yang lebih mahal, kualitas material yang kurang bagus/kalah bagus dari tokonya, dan kualitas hasil pekerjaan yang masih dibawah kualitas pekerjaan karyawannya. Memang benar dari harga jual lebih murah toko sang suami, secara kualitas material dan kualitas produk(etalase) toko sang suami juga lebih baik.

Dari cerita pemilik toko kedua tersebut bisa dipastikan costumer akan memilih untuk memesan atau membeli produk di toko kedua (milik sang suami), apalagi bila setiap costumer diberikan cerita sama seperti yang diceritakan kepada saya. Secara kebetulan didaerah tersebut hanya ada dua toko kaca dan aluminium (yang notabene pemiliknya adalah suami istri). Tidak tahu apa maksud yang mereka lakukan, tapi entah mereka berakting atau memang sedang memiliki konflik diantara keduanya, yang jelas hal itu dapat meningkatkan penjualan salah satu dari mereka.

Kalau mereka tidak sedang dalam konflik berarti dengan ‘mengorbankan’ salah satu toko mereka bisa jadi toko yang lain(toko kedua) menjadi selalu mampu menjaring costumer untuk memesan atau membeli produk di toko tersebut. Apakah ini juga termasuk cara menjual dalam ilmu marketing?


Senin, 10 Maret 2008

Belanja di Islamic Book Fair 2008

Selepas sholat magrib di musholla-nya Bellezza Shopping Archade kemarin saya langsung meluncur ke Istora Gelora Bung Karno, Senayan. Islamic Book Fair 2008 telah berlangsung 9 hari di tempat tersebut, dan kemarin adalah hari terakhir. Niat untuk datang ke pameran buku islam terbesar tahunan itu sebenarnya sudah ada sebelum penyelenggaraan dimulai. Bahkan sudah saya tunggu-tunggu karena biasanya banyak potongan harga diberikan oleh para penerbit maupun distributor di pameran itu, apalagi kalau hari terakhir.


Dan tidak salah saya datang di hari terakhir kemarin, karena diskon yang diberikan semakin ‘jor-joran’, buku La Tahzan yang biasa harganya dibandrol 85 ribu menjadi 60 ribu, buku-buku yang hari sebelumnya diberikan paket diskon 45 persen untuk pembelian tiga buku tadi malam hanya dengan pembelian 2 buah buku sudah dapat discount 45 persen, dan masih banyak buku yang didiskon besar-besaran. Saya pun terhipnotis dengan tawaran-tawaran diskon itu, awalnya cuma mau membeli satu atau dua buku saja, namun emosi yang kurang terbendung membuat saya akhirnya membeli 6 buku dan 3 majalah.
Satu buku berjudul Mindset berharga 60 ribu dari harga asliya 75 ribu juga hampir saya beli, benar-benar harus bisa memilah antara need dan want di antara gelimang discount pameran buku itu, namun rasanya kalau mau menuruti want bakal tidak ada cukupnya membeli buku-buku tersebut, terlalu banyak buku yang sangat menarik untuk dimiliki.
Super Accelerated Learning, Success (behind the secret), Kisah Teladan 20 Sahabat Nabi, Marketing Muhammad, 14 Langkah Bagaimana Rasulullah SAW Membangun Kerajaan Bisnis, Menjadi Entrepreneur Jempolan, dan majalah-majalah Alia ( didalamnya terdapat rubrik-rubrik tentang bisnis), kalau ditarik benang merahnya semua buku yang saya beli tersebut berisi bahasan tentang wirausaha.

Saya sendiri heran karena sekarang orientasi belanja buku saya mengarah pada buku-buku maupun majalah yang berkaitan dengan kewirausahaan, tidak seperti sebelumnya yang selalu membeli buku-buku atau majalah dengan bahasan desain atau arsitektur. Ada apa dengan ini? Insya Allah apapun itu adalah sesuatu yang terbaik buat saya, aamiin...

Owner 14 Cabang Indomart Sharing di Bellezza

Mastermind JPI (James Property Investor) hari Ahad ini sempat saya ikuti hampir seharian di Primavera Euro Café, Bellezza Shopping Archade-Permata Hijau. Mengundang bapak Gamal sebagai pembicara, seorang entrepreneur yang menggabungkan bisnis property dengan franchise. Saat ini beliau telah memiliki 14 cabang Indomart dan beberapa waralaba seperti apotik, travel-TX Travel dan salon-MY Salon, sempat juga memiliki salah satu cabang bakmi Japos bersama beberapa rekannya (namun saat ini sudah tutup).


Selalu ingat dengan falsafah yang didengungkan sang ayah, “lebih baik jadi raja kecil daripada jadi pegawai, membuat beliau memutuskan untuk resign dari tempat kerjanya kemudian berbisnis.
Pak Gamal dan istri memulai bisnis dengan apotek yang mereka bangun awalnya dari carport rumah, kebetulan keduanya berlatarbelakang apoteker. Berlanjut dengan bisnis-bisnis yang lain (yang hampir semuanya franchise), bisnis beliau kemudian berkembang dibantu oleh property yang dimilikinya. “ Sudah benar bila anda berbisnis, anda juga memiliki propertinya, karena property selalu naik nilainya”, demikian kata-kata pak Gamal disela-sela tanya jawab dengan peserta. Menurut pengakuan pak Gamal sampai saat ini beliau tidak pernah memegang cash flow dari beberapa bisnisnya tersebut, karena profit dari semua bisnisnya selalu langsung diputar untuk mengembangkan bisnis, untuk membuat bisnis baru atau untuk membeli property.
Bila diperhatikan bisnis yang dilakoni pak Gamal memerlukan modal besar, kalau menurut rumusnya pak James dengan E=mc², unsur m-nya relatif besar. Namun terlepas dari itu unsur c atau kreatifitas pak Gamal tidak diragukan lagi dalam mengutak-atik property yang dimiliki untuk pengembangan bisnis-bisnisnya. Luar biasa! mungkin kata tersebut yang cocok diapresiasikan untuk beliau.

Minggu, 09 Maret 2008

“90 Day Action Plan”

Salah satu tantangan yang diberikan kepada para peserta workshop TDA Entrepreneur Makers yang lalu adalah tantangan membuat bisnis dalam tempo 3 bulan kedepan. Sesuai rencana hari ini kami kembali bertemu untuk berdiskusi, evaluasi dan menyerahkan 90 Day Action Plan kepada para mentor. Rencana awalnya pertemuan diadakan di Mangga Dua Square, karena satu dan lain hal acara dipindah ke Time Out Café di Pasar Festival, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.


Menurut undangan yang dikirim via sms dan telepon, acara sharing dan evaluasi rencana kerja 90 hari tersebut dijadwalkan dimulai pukul 10.00 WIB sampai 14.00 WIB, dan diakhiri nobar alias nonton bareng film The Secret (film yang direkomendasikan untuk ditonton rekan-rekan TDA).
Suasana café cukup mendukung acara siang tadi, sharing terasa sangat santai dan mengalir diantara para peserta, masing-masing mastermind berkumpul dalam satu meja dengan didampingi oleh mentor. Tapi tidak ada mentor khusus untuk masing-masing mastermind, semua mentor menjadi mentor untuk semua mastermind. Hadir dalam pertemuan itu antara lain pak Roni Yuzirman, pak James Sastrowijoyo, pak Iim Rusyamsi, pak Agus Ali, pak Try Atmojo dan beberapa senior TDA.
Adanya mastermind benar-benar memberi manfaat, diantara kami bergantian sharing tentang rencana kerja bisnis yang akan dijalani dalam 90 hari kedepan. Keterbukaan diantara kami mampu memunculkan ide-ide baru yang sebelumnya mungkin tidak terpikirkan, bahkan kami bisa bersinergi satu sama lain. Passion yang kuat memang salah satu modal saat akan memulai bisnis (modal internal), tapi yang tidak kalah penting adalah modal eksternal yaitu lingkungan atau komunitas yang mampu mendukung dan membantu membangkitkan kembali passion saat lagi down.

Jumat, 07 Maret 2008

Behind the Scene “Akhirnya Datang Juga”

Bersama teman-teman sekantor saya tadi malam menonton syuting salah satu episode “Akhirnya Datang Juga” di TransTV. Setelah menunggu beberapa hari penantian itu datang, akhirnya nonton juga “Akhirnya Datang Juga”. Sebelumnya salah seorang teman mendaftarkan kami untuk menonton acara tersebut tanpa sepengetahuan kami, jadi rasanya sedikit surprise saat kami memperoleh undangan via email. Lumayan, bisa untuk refresing dari kepenatan rutinitas kerja di kantor.



Bertempat di Studio 1 Lantai Dasar Gedung TransTV syuting dimulai kurang lebih pukul 21.00 WIB ( kalau menurut undangan via email acara dimulai pukul 20.30 WIB), dengan arahan seorang Floor Director para penonton malam itu diatur untuk terlebih dahulu memenuhi tempat duduk yang ada. Setelah semua tempat duduk terpenuhi dan para penonton sudah berhasil ‘dilatih tertawa’ tidak lama kemudian acara dimulai dengan skenario yang sudah disiapkan. Pengambilan gambar diawali oleh host acara Akhirnya Datang Juga, Winky Wiryawan, yang seperti biasa keluar dengan sedikit berlari kecil kearah panggung dengan backdrop bertuliskan AKHIRNYA DATANG JUGA itu. Winky W sempat take beberapa kali karena mungkin belum 'pas' menurut Floor Manager yang bertanggung jawab atas bagus-tidaknya acara itu.

Bintang tamu episode tadi malam adalah Daan Aria ‘P Project’, Wendi ‘Cagur’, Marchel Chandrawinata dan si janda cantik berputri satu Wulan Guritno. Berturut-turut bintang tamu keluar dengan masing-masing tantangan yang mereka tidak ketahui sama sekali skenarionya dan memang inilah kekhasan dari acara Akhirnya Datang Juga.

Disela-sela break untuk perubahan setting panggung (hanya ada dua panggung plus satu panggung utama, sementara ada empat setting yang harus ditampilkan, jadi ada jeda waktu untuk setting panggung yang belum ada) Floor Directror memberikan beberapa games dengan hadiah menarik kepada penonton. Acara berakhir sekitar pukul 00.30 WIB, lumayan lama, membuat mengantuk dan melelahkan, tapi alhamdulillah tempat tinggal saya tidak terlalu jauh dari gedung TransTV, hanya 5 menit untuk sampai di rumah.

Kalau saya perhatikan ternyata property untuk syuting Akhirnya Datang Juga di Studio 1 TransTV, yang terlihat sebenarnya tidak sebagus bila kita lihat di televisi, bahkan saat sebelum acara dimulai finishingnyapun belum selesai, cat masih basah. Tapi mungkin karena kecanggihan kamera atau tekhnologi broadcasting, so… backdrop, panggung dan finishing yang tidak maksimal bisa terlihat menawan di televisi. Lain dari itu, mungkin kita lebih enak dan nyaman menonton acara tersebut lewat televisi karena kita hanya ‘terima jadi’ saja alias menonton acara yang sudah melewati proses editing. Jadi tidak perlu capek menonton berjam-jam sampai malam atau dini hari, beruntung hari ini libur jadi bisa untuk istirahat seharian.


Senin, 03 Maret 2008

Workshop TDA Entrepreneur Makers : “Makan Daging”

Alhamdulillah hari Sabtu dan Ahad_1 & 2 Maret 2008 kemarin saya lalui dengan melakukan hal yang sangat bermanfaat dan memberikan pencerahan bagi diri saya, tentunya juga bagi teman-teman peserta TDA Entrepreneur Makers yang lain. Selama dua hari tersebut saya mengikuti semua sesi yang sudah diagendakan oleh para founder TDA Entrepreneur Makers dalam acara yang bertajuk Business Start Up Workshop. Materi-materi yang diberikan mengacu kepada kurikulum resmi TDA yaitu RBDSAP atau Reason, Beliefs, Dreams, Strategy, Action dan Pray.


Bertempat di Hotel Ciputra, Jl. S. Parman Kav.78, Jakarta Barat, acara workshop TDA Entrepreneur Makers angkatan pertama tersebut diselenggarakan dan hanya terbatas untuk 20 orang peserta. Di Ruang Puri 3, lantai 1, tempat dilangsungkannya workshop hari pertama terasa sangat dingin pagi itu, namun kemudian terasa menghangat saat acara dimulai oleh Pak Ikhwan Sopa_mentor workshop E.D.A.N yang memberikan wawasan tentang reason, belief dan dreams, dilanjutkan berurutan oleh Pak Rosihan dan Pak Try Atmojo yang sharing pengalaman bisnisnya tentang ilmu memulai bisnis dan menggali ide kreatif. Diakhiri oleh Pak James Sastrowijoyo yang berbagi ilmu tentang finansial dan permodalan plus tips dan trik menarik untuk diaplikasikan, serta rumus E=mc² versi James Sastrowijoyo.
Hari kedua workshop di ruang Glory 3, lantai 6 diawali oleh sang jendral TDA, Pak Roni Yuzirman dengan berbagi ilmu dan pengalaman bisnisnya beserta hitungan-hitungan meningkatkan penjualan dan keuntungan. Kemudian dilanjutkan oleh Pak Fauzi Rachmanto, bisnis jasa IT, Pak Teguh Atmajaya, online webstore, Pak Hadi Kuntoro_si Raja Selimut, distributor dan keagenanan, Pak Agus Ali, bisnis jasa otomotif, Pak Wasis Gunarto, bisnis kuliner, dan Pak Iim Rusyamsi, bisnis IT, si empunya Dokter Komputer.com. Diakhir sesi kami dibekali motivasi dan pengembangan diri oleh Pak Yusef J. Hilmy, bahkan tetes air mata saya tidak terasa meleleh saat kami diputarkan slide film tentang semangat/motivasi tinggi & kesetiaan seorang ayah dan anaknya yang cacat dengan segala keterbatasannya mampu meningkatkan kualitas diri kehidupan mereka. Kurang lebih pukul 18.45 WIB acara berakhir, tapi bukan berarti kami masing-masing langsung pulang, diskusi dan tanya jawab dengan para mentor di musholla secara tidak sadar mengalir bak air selepas sholat magrib berjamaah. Tidak sampai disitu saja, kami lanjutkan bincang-bincang bisnis tersebut di Pasar Senggol sambil makan malam. Jam tangan saya menunjuk pukul 20.50 WIB saat kami memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Dan insya Allah hari Sabtu, 08 Maret 2008 yang akan datang kami akan kembali bertemu di Mangga Dua Square untuk menyerahkan 90 hari rencana kerja (90 Days Plan) kami kepada mentor sekaligus bersilaturahmi. Dari 20 peserta Business Start Up Workshop kemarin telah dibuat 4 mastermind yang masing-masing terdiri dari 5 peserta dan saya tergabung dalam Creative Mastermind. Diharapkan dengan kelompok-kelompok mastermind ini kami dapat saling berinteraksi, saling mendukung dan memotivasi satu sama lain. Menurut Pak Roni Yuzirman materi yang disampaikan para mentor dalam dua hari workshop tersebut adalah "daging semua". Artinya kami diberi “makan daging” yang telah diolah para mentor dengan bermacam ramuan dan bumbu yang telah mereka lakoni dalam bisnis lewat jatuh bangun dan try error. Banyak ilmu dan pencerahan yang kami dapatkan namun tentunya take action dan mengaplikasikan ilmu-ilmu tersebut jauh lebih penting. Seperti juga yang sering didengungkan Pak Roni Yuzirman, APPLIED knowledge is power.
Para peserta angkatan pertama TDA Entrepreneur Makers ini memiliki target untuk tampil di panggung Milad III TDA 2009 sebagai salah satu bukti dari keberhasilan kelas ini. Insya Allah saya khususnya mampu membuktikannya, aamiin yaa robbal’allaamiin. Take Action Miracle Happen, No Action Nothing Happen

Jumat, 29 Februari 2008

Langkah Awal berMental Entrepreneur *

Didalam suatu bentuk kewirausahaan, pengusaha dan karyawan merupakan mitra yang keduanya bersinergi menjalankan bisnis. Sudah dapat dipastikan pengusaha (business owner) bermental entrepreneur, namun bagaimana dengan para karyawannya? Tidak semua karyawan memiliki mental entrepreneur, seperti halnya dengan saya yang saat ini adalah seorang TDB (karyawan) di sebuah perusahaan retail bahan bangunan di Jakarta, sebagai seorang anak pegawai negeri sipil dan tinggal dilingkungan perumahan yang rata-rata juga berprofesi sebagai orang kantoran secara tidak langsung telah membentuk mindset tentang bagaimana MEMPEROLEH pekerjaan yang mapan,bagaimana MEMPEROLEH posisi yang aman dan nyaman ditempat kerja, dan bagaimana MEMPEROLEH-MEMPEROLEH yang lainnya. Artinya selalu berfikir tentang Tangan Di Bawah. Sedangkan karyawan yang bermental entrepreneur kemungkinan besar karena tumbuh di lingkungan keluarga atau komunitas kewirausahaan yang sadar atau tidak sadar telah membentuk mental entrepreneur di dalam diri mereka.

Bagaimana cara menumbuhkan mental entrepreneur? Pertanyaan ini tidak pernah terlintas di dalam benak saya sebelumnya, mungkin karena latarbelakang lingkungan sosial saya. Pertanyaan ini juga yang mungkin menjadi pertanyaan awal seseorang sebelum pindah quadrant menjadi seorang entrepreneur. Seperti ulasan dari seorang pengusaha sukses asal Surabaya Raden Mas Wuryanano dalam Milad 2 Komunitas Tangan Di Atas (TDA) tanggal 27 Januari 2008 yang lalu tentang kiat sukses pindah quadrant salah satunya adalah menyiapkan mindset sebagai entrepreneur.

Menumbuhkan mental entrepreneur dapat dilakukan dengan salah satu caranya kita mengikuti atau masuk dalam komunitas entrepreneur seperti misalnya Komunitas Tangan Di Atas dan atau komunitas-komunitas bisnis lainnya. Mengapa? Karena cepat atau lambat kita akan malu sendiri kalau kita tidak memiliki bisnis (hal ini sangat saya rasakan), dan selanjutnya kita berani untuk memulai berbisnis, aamiin.

* just for TDB

Senin, 18 Februari 2008

Goes to d’biggest bookstore @ South-East Asia


Hari Ahad ini saya baru dapat menyempatkan diri untuk menjelajahi belantara buku di toko buku yang konon disebut yang paling besar se-Asia Tenggara, ‘dia’ adalah toko buku Gramedia Matraman, Jakarta Timur. Setelah direnovasi dan diperluas menjadi 7,097 m2 , re-openingnya diresmikan oleh Presiden SBY pada hari Jum'at, 28 Desember 2007 lalu. Toko buku ini sekarang memang jauh lebih besar dari yang saya lihat saat saya masuk toko ini satu tahun yang lalu (hehehe sudah kelamaan, sekarang biasanya saya ke Gramedia Mal Daan Mogot karena dekat dengan kantor), koleksinya bisa dibilang lengkap dengan menyediakan 130.379 judul buku, tapi kalau saya perhatikan banyak terjadi pengulangan penempatan koleksi buku, artinya beberapa buku yang sudah didisplay di satu tempat ada lagi dibeberapa tempat yang lain (mungkin karena area yang terlalu luas atau mungkin juga koleksinya yang masih harus ditambah lagi).

Pada awal re-openingnya, toko buku Gramedia Matraman memberikan potongan harga sampai 30 persen untuk buku-buku koleksinya. Terlepas dari kontroversi (dari hasil investigasi seorang kutu buku yang sekaligus juga sebagai penjual buku online) yang menyebutkan bahwa sebenarnya yang benar-benar didiscount hanya buku-buku terbitan Kelompok Gramedia sedangkan yang lainnya malah jauh lebih mahal harganya dibanding membeli ditempat lain ataupun beli via online meskipun sudah didiscount, tempat ini selalu ramai dikunjungi apalagi pada saat hari libur, baik anak-anak sekolahan, kuliahan, orang kantoran maupun keluarga yang mungkin sekedar iseng karena penasaran dengan slogannya terbesar se-Asia Tenggara.

Datang ke Gramedia Matraman memang saya niatkan untuk membeli buku ataupun majalah-majalah kewirausahaan, salah satunya adalah bukunya pak Faif Yusuf ‘Rahasia Jadi Entrepreneur Muda’ yang sebelumnya sebenarnya sudah hampir saya beli. Ceritanya, di acara MILAD 2 TDA 27 Januari 2008 yang lalu selepas sholat dluhur saya mampir disalah satu ‘meja stand’ yang cukup ramai dikerumuni peserta Milad, ternyata disitu di jual kaos ‘Raxzel-nya pak Try Atmojo’.”Ups…tertarik juga neh!” pikir saya dalam hati, tapi disebelahnya saya lihat bukunya pak Faif Yusuf sudah ‘nyolong’ start dijual sebelum launching, “Wah harus beli juga neh, sekalian minta tanda tangan pak Faif ” sahut saya dalam hati lagi. Ternyata pilihannya tidak hanya sampai disitu saja, yang lebih menarik kuat saya adalah pendaftaran peserta TDA Entrepreneur Makers angkatan I yang jumlahnya sangat terbatas, hanya 20 orang. Saya pikir saya bisa dapat ketiganya, tapi ternyata dompet tidak mendukung niat mantap saya tersebut. Saat itu saya hanya membawa uang 200 ribu sementara down payment keikutsertaan TDA EM 200 ribu juga, maka keputusannya adalah mendaftar sebagai peserta TDA Entrepreneur Makers angkatan I karena selain terdaftar sebagai peserta TDA EM saya juga memperoleh kaos Raxzel, artinya dua hal yang saya inginkan sudah terwujud, tinggal satu hal yang masih jadi ‘hutang’ untuk saya wujudkan yaitu beli bukunya pak Faif Yusuf. Dan alhamdulillah hari ini saya sudah melunasinya.

Tidak terasa sudah lebih dari empat jam saya ‘muter-muter’ lihat dan baca-baca di toko buku terbesar se-Asia Tenggara itu, yang terasa capek banget adalah kaki karena beberapa tempat duduk yang disediakan selalu ‘laris’ diduduki para pengunjung. Setelah membeli beberapa buku yang menarik hati untuk saya pelajari, saya sepakat mengundurkan diri dari toko Gramedia Matraman untuk pulang.

Sabtu, 09 Februari 2008

'menyelingkuhi' Tuhan

Kita semua pasti sudah tahu bahwa kelak di hari penghisaban yang ditimbang dari kita adalah amal dan ibadah kita selama hidup di alam fana ini. Namun hiduppun tidak boleh larut hanya untuk beribadah, harus ada keseimbangan habblum minnallah dan habblum minnanas, idealnya balance antara urusan dunia dan akhirat.

Yang terjadi saat ini keseimbangan itu lambat laun memudar, bergeser dari titik tengah keseimbangan menuju arah keduniawian. Hal ini banyak terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta. Bahkan tidak sedikit orang berangkat dari daerah menjadi kaum urban di kota besar untuk bekerja awalnya secara spiritual kuat, tapi kehidupan sosial kota besar telah menggesernya kearah yang lemah.


Kerja adalah ibadah, tapi bagaimana kalau kesibukan kerja seringkali secara tidak sengaja atau sengaja membuat kita melewatkan waktu sholat atau menggugurkan ibadah yang lain?. Kalau sudah begitu, apakah bukan namanya kita menyelingkuhi Tuhan? Selingkuh dengan kehidupan duniawi yang notabene semua itu adalah anugerah dan nikmat_Nya? na’udzubillahi mindzalik.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hadiid(57) ayat 20 : “Katakanlah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan,…Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

Jumat, 08 Februari 2008

BLOG ‘menyiksa’ saya




Belum lebih dari dua bulan saya berkenalan dengan ‘si BLOG’(bisa dibilang saya gaptek dengan hal ini), berawal dari membuka salah satu blog dari seorang founder komunitas Tangan Di Atas ( TDA ), blog Badroni Yuzirman di www.roniyuzirman.blogspot.com, kemudian ngelink ke www.blogger.com dan selanjutnya dengan “tiga langkah mudah”nya (ciptakan account-beri nama blog-pilih sebuah template), saya langsung mempunyai blog waktu itu. Namun belum bisa langsung posting karena masih bingung mau menulis apa dan mungkin saya termasuk orang yang perfectionis jadi maunya kalau posting sekalian tulisan yang bagus,hehehe…padahal akhirnya postingan pertama saya pun seadanya. Seorang teman menyarankan saya kalau mau menulis blog atau posting jangan kebanyakan mikir, tuangkan saja yang pengen ditulis dan akhirnya keluarlah postingan pertama saya tanggal 26 Januari 2008 yang lalu.

Sekarang ‘penyakit’ pengen postingan bagus itu kembali kambuh, alhasil sampai sekarang baru tiga kali saya bisa posting. Rasanya senang sekaligus ngiri kalau membaca blog orang-orang dengan postingan yang bagus-bagus, mereka mampu memberi ilmu, memberi motivasi bahkan kadang kontroversi. Saya yakin banyak orang mempunyai keinginan sama seperti saya, yaitu membuat tulisan yang mampu menjadi magnet untuk orang lain, atau bisa juga disebut postingan yang ‘nendang’. Konon kalau postingan kita mau dibaca banyak orang, buatlah dulu judul tulisan yang membuat orang penasaran selanjutnya baru isinya.

Hal tersebut yang membuat saya merasa ‘tersiksa’ setelah mengenal blog, kenapa? Tersiksa dalam tanda kutip, karena kebiasaan saya sebelumnya yang tidak senang menulis sekarang ‘memaksa’ saya untuk selalu pengen menulis. Sekarang hampir tiap hari saya berfikir untuk menulis sesuatu yang ‘nendang’ dengan segala kekurangan dan keterbatasan saya. Meskipun sampai saat ini belum banyak yang saya posting, tapi alhamdulillah efek positif dari mengenal ‘si BLOG’ secara tidak langsung membuat saya sekarang lebih senang untuk membaca buku. Blog telah ‘menyiksa’ saya untuk menulis, membaca dan belajar.

Rabu, 06 Februari 2008

1 SEMESTER 3 SKS (SEbelum MEnyeSal dan TERlambat Sudahkah Kita Sadar, Sudahkah Kita Sopan, Sudahkah Kita Santun)



Suatu siang di hari Ahad, kurang lebih lima tahun yang lalu (aku lupa tanggal dan bulannya), telepon di rumah induk tempat tinggalku berdering, waktu itu aku menumpang tinggal di rumah salah satu teman. Sesaat kemudian bapak temanku memanggilku, “mas Heri ono telpon seko bapak Jogja!”( mas Heri ada telepon dari bapak Jogja!). Ternyata dering telepon tadi untukku, dengan sedikit berlari kecil dari kamar tidur kuraih gagang telepon dari tangan bapak. Kebetulan beliau sedang berada di ruang tengah menikmati buku bacaan favoritnya.


Lima belas menit berlalu percakapanku dengan bapak plus ibu dari Jogja terasa begitu cepat, maklumlah sudah hampir seminggu terakhir kami tidak online. Memasuki menit keduapuluh setelah cukup puas mengobati dahaga rindu, ibu mengakhiri percakapan kami dengan tidak lupa (seperti biasanya) memberi nasehat untuk selalu berhati-hati, menjaga kesehatan dan sholat jangan sampai terlewatkan.

Saat kuberanjak dari tempatku menelpon dengan tidak lupa mengucapkan terimakasih, bapak mengajukan satu pertanyaan kepadaku:

Sopo sing nelpon, mas Heri ?” (Siapa yang menelpon, mas Heri ?) dalam hati kubertanya heran: “Bukannya beliau sudah tahu ya telepon dari mana tadi?”
Sesaat kemudian kujawab:

Saking bapak kalih ibu saking Jogja pak.” (Dari bapak dan ibu dari Jogja pak).
Komentar bapak pun segera meluncur seiring jawabanku tersebut:

Wes kenal suwe toh? kok rengomong ming koyo karo koncone wae.” (Sudah kenal lama toh? Kok berbicaranya cuma seperti bicara dengan temannya saja.)

Sejenak kuterhenyak mendengarnya, karena kutahu maksud komentar beliau. Aku sangat sadar kalau selama ini kebiasaanku berbicara dengan bapak dan ibuku selalu memakai bahasa jawa ngoko (bahasa jawa level terendah - bahasa yang biasa aku gunakan berbicara dengan teman-teman sepadanku), padahal bahasa jawa kromo (bahasa jawa halus) yang semestinya kugunakan.

Mulai detik itu kupatrikan dalam hati untuk selalu menggunakan bahasa jawa kromo setiap berbicara dengan bapak dan ibuku. Dan alhamdulillah sampai saat ini aku masih kuat memegang janji hatiku tersebut. Mungkin sudah banyak orang melakukannya, tapi pasti masih banyak juga mereka yang belum atau tidak melakukannya, bahkan sering kali kita masih mendengar seorang anak bertindak kasar atau membentak dengan bahasa yang kasar kepada orang tuanya, na’udzubillahi mindzalik.

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menghargai orang tua kita, namun kalau ditanya berapa nominalnya pasti kita tidak pernah akan mampu menemukan jawabannya. Tidak sedikit pula cara yang dapat dilakukan untuk menghormati orang tua kita, atas segala pengorbanan, jerih payah dan kasih sayangnya mulai dari kita terlahir di alam fana ini hingga sekarang dewasa, bahkan saat kita masih di kandungan ibu. Didalam Al Qur’an Surat Luqman ayat 14, Allah SWT berfirman: “ Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.”

Dengan bersikap sopan, santun dan berbicara dengan tutur kata yang halus, percayalah bahwa hal tersebut adalah ‘kenikmatan’ yang takterhingga untuk orang tua kita. Membiasakan diri untuk selalu berbicara dengan bahasa dan tutur kata yang halus bukanlah suatu pekerjaan yang susah bila dilandasi dengan niat yang tulus, tapi sudahkah kita melakukannya sebelum menyesal karena tidak pernah mencobanya? it’s never to late to do it !

Selasa, 29 Januari 2008

Perjalanan ke Atmosfir Baru

Pagi itu seperti pagi-pagi yang lain di hari Ahad aku mencuci pakaianku yang sudah menumpuk seminggu,hihihi...Tapi tidak seperti biasanya aku mencuci sepagi itu,karena aku tidak mau datang terlambat ke acara Milad 2 TDA yang memang sudah aku tunggu-tunggu. Jam dinding di tembok kamarku menunjuk pukul 08.25 WIB, setelah selesai mandi+wangi(cie..cie...siapa tahu 'nemu' srikandi TDA yang masih jomblo, hehehe...) dan semua beres aku segera bergegas mengendarai motorku ke arah jalan MH.Thamrin, acaranya diselenggarakan di Gedung Bank Syariah Mandiri (eks. BDN).
Tepat pukul 08.45 WIB aku sudah sampai parkiran gedung yang dulu digunakan untuk Bank Dagang Negara itu.Dalam perjalanan menuju lantai 11 tempat acara berlangsung dengan menggunakan lift aku bertemu dengan para peserta yang lain, sejurus kemudian sampai lantai 11 dan tepat di depan pintu lift kami sudah disambut empat meja regristasi dan para panitia yg ramah.
Setelah mendaftar ulang dan memperoleh segepok brosur+majalah dalam tas kain dari panitia, aku langsung menuju satu ruangan yang didalamnya sudah banyak orang sedang bercakap-cakap/ngobrol sambil ngopi, ngeteh dan sarapan snack yg sudah disediakan oleh panitia. "Kebetulan banget..!" pikirku didalam hati karena aku tidak sempat sarapan, kulahap dua potong kue plus teh manis, setelah perut terganjal kemudian kumasuki ruang utama tempat Milad diselenggarakan.Beberapa langkah kemudian kusampai ditempat duduk agak depan (dari depan baris kelima) disisi kiri, biar jelas 'ndegerin' sharing-an para nara sumber. Pukul 09.00 WIB acara dimulai, diawali dengan parodi yang didalangi oleh Ibu Ning Harmanto membuat aku merasa acara Milad 2 TDA 2008 ini pasti akan terasa seru dan tidak membosankan. Sampai acara berakhir pukul 18.45 WIB aku benar-benar tidak mengantuk bahkan jenuh mengikuti semua sesi acara yang sudah diagendakan oleh panitia. Tempat itu sangat nyaman,bersahabat & ramah denganku,meskipun aku masih menjadi seorang TDB dan belum genap sebulan bergabung sebagai member TDA. Ini adalah atmosfir baru untuk kehidupanku, atmosfir yang insya Allah menjadi penolongku untuk tidak tenggelam dalam banjir.Dan insya Allah akupun mampu melakukannya untuk yang lain suatu saat kelak, aamiin yaa robbal'allaamiin. Bahagia rasanya diantara para entrepreneur di atmosfir baru ini dengan segala kerendahan hati, kebersahajaan dan keramahannya. Sungguh rrrruuuuar biaasa....FUNtastic...!

Sabtu, 26 Januari 2008

merabA_Asa

asa-asa itu ada...
dan tak terhingga
akan slalu ada slama sukma bertahta didalam jiwa
hanya diri kita yang tahu sebenarnya asa-asa itu
tuk wujudkannya
atascampurtangan-Nya


tak semudah mengungkapkan tuk wujudkannya
meraba dan menggapainya adalah perjalanan yang takterduga
kerjakeras dan komitmen kuat material utamanya
asa-asa tergapai bersahabatlah denganku
cintailah aku...